Kesesatan Syi'ah
Oleh : Arsyid Siddiq Ibnu Tambirin
Syiah membius umat KEPADA
IKHWAN-IKHWAN DAN AKHWAT.............DAN SELURUH KAUM MUSLIMIN AHLUSSUNNAH
WALJAMA'AH SEPATUTNYA KITA PELAJARI LEBIH LANJUT DAN TELITI TENTANG KEBEJATAN
DAN KESESATAN-KESESATANNYA YANG TELAH DI PERBUAT OLEH ORANG ROFIDZOH......SYIAH
LAKNAT MEREKA DIDALAM HATI KALIAN SEMUA, DEMI MENJAGA KEUTUHAN BANGSA KITA,
SILAHKAN DI SHARE SAMPAIKAN PADA SANAK KELUARGA DAN TETANGGA-TETANGGA KITA YANG
BELUM TAU TENTANG APA ITU SYIAH................Apa perbedaan antara Ahlussunnah
Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah ? Banyak orang yang menyangka
bahwa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna
Asyariyah (Ja’fariyah) dianggap sekedar dalam masalah khilafiyah Furu’iyah,
seperti perbedaan antara NU dengan Muhammadiyah, antara Madzhab Safi’i dengan
Madzhab Maliki. Karenanya dengan adanya ribut-ribut masalah Sunni dengan Syiah,
mereka berpendapat agar perbedaan pendapat tersebut tidak perlu
dibesar-besarkan. Selanjutnya mereka berharap, apabila antara NU dengan Muhammadiyah
sekarang bisa diadakan pendekatan-pendekatan demi Ukhuwah Islamiyah, lalu
mengapa antara Syiah dan Sunni tidak dilakukan ? Oleh karena itu, disaat
Muslimin bangun melawan serangan Syiah, mereka menjadi penonton dan tidak ikut
berkiprah. Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain dikarenakan minimnya
pengetahuan mereka mengenai aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah).
Sehingga apa yang mereka sampaikan hanya terbatas pada apa yang mereka ketahui.
Semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada mereka, akan hakikat ajaran
Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Disamping kebiasaan berkomentar,
sebelum memahami persoalan yang sebenarnya. Sedangkan apa yang mereka kuasai,
hanya bersumber dari tokoh-tokoh Syiah yang sering berkata bahwa perbedaan
Sunni dengan Syiah seperti perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzahab
Syafi’i. Padahal perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafi’i, hanya
dalam masalah Furu’iyah saja. Sedang perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah
dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah), maka perbedaan-perbedaannya
disamping dalam Furuu’ juga dalam Ushuul. Rukun Iman mereka berbeda dengan
rukun Iman kita, rukun Islamnya juga berbeda, begitu pula kitab-kitab hadistnya
juga berbeda, bahkan sesuai pengakuan sebagian besar ulama-ulama Syiah, bahwa
Al-Qur’an mereka juga berbeda dengan Al-Qur’an kita (Ahlussunnah). Apabila ada
dari ulama mereka yang pura-pura (taqiyah) mengatakan bahwa Al-Qur’annya sama,
maka dalam menafsirkan ayat-ayatnya sangat berbeda dan berlainan. Sehingga
tepatlah apabila ulama-ulama Ahlussunnah Waljamaah mengatakan : Bahwa Syiah
Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) adalah satu agama tersendiri. Melihat
pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah ini kami nukilkan sebagian dari
perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dengan aqidah Syiah Imamiyah
Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). 1. Ahlussunnah : Rukun Islam kita ada 5 (lima) a)
Syahadatain b) As-Sholah c) As-Shoum d) Az-Zakah e) Al-Haj Syiah : Rukun Islam
Syiah juga ada 5 (lima) tapi berbeda: a) As-Sholah b) As-Shoum c) Az-Zakah d)
Al-Haj e) Al wilayah 2. Ahlussunnah : Rukun Iman ada 6 (enam) : a) Iman kepada
Allah b) Iman kepada Malaikat-malaikat Nya c) Iman kepada Kitab-kitab Nya d)
Iman kepada Rasul Nya e) Iman kepada Yaumil Akhir / hari kiamat f) Iman kepada
Qadar, baik-buruknya dari Allah. Syiah : Rukun Iman Syiah ada 5 (lima)* a)
At-Tauhid b) An Nubuwwah c) Al Imamah d) Al Adlu e) Al Ma’ad 3. Ahlussunnah :
Dua kalimat syahadat Syiah : Tiga kalimat syahadat, disamping Asyhadu an Laailaha
illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, masih ditambah dengan menyebut
dua belas imam-imam mereka. 4. Ahlussunnah : Percaya kepada imam-imam tidak
termasuk rukun iman. Adapun jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak terbatas. Selalu
timbul imam-imam, sampai hari kiamat. Karenanya membatasi imam-imam hanya dua
belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan. Syiah : Percaya kepada dua
belas imam-imam mereka, termasuk rukun iman. Karenanya orang-orang yang tidak
beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni), maka
menurut ajaran Syiah dianggap kafir dan akan masuk neraka. 5. Ahlussunnah :
Khulafaurrosyidin yang diakui (sah) adalah : a) Abu Bakar b) Umar c) Utsman d)
Ali Radhiallahu anhu Syiah : Ketiga Khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) tidak
diakui oleh Syiah. Karena dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi
Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai’at dan mengakui kekhalifahan mereka).
6. Ahlussunnah : Khalifah (Imam) adalah manusia biasa, yang tidak mempunyai
sifat Ma’shum. Berarti mereka dapat berbuat salah/ dosa/ lupa. Karena sifat
Ma’shum, hanya dimiliki oleh para Nabi. Syiah : Para imam yang jumlahnya dua
belas tersebut mempunyai sifat Ma’’hum, seperti para Nabi. 7. Ahlussunnah :
Dilarang mencaci-maki para sahabat. Syiah : Mencaci-maki para sahabat tidak
apa-apa bahkan Syiah berkeyakinan, bahwa para sahabat setelah Rasulullah SAW
wafat, mereka menjadi murtad dan tinggal beberapa orang saja. Alasannya karena
para sahabat membai’at Sayyidina Abu Bakar sebagai Khalifah. 8. Ahlussunnah :
Siti Aisyah istri Rasulullah sangat dihormati dan dicintai. Beliau adalah Ummul
Mu’minin. Syiah : Siti Aisyah dicaci-maki, difitnah, bahkan dikafirkan. 9.
Ahlussunnah : Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran dan rujukan Ahlussunnah
adalah Kutubussittah : a) Bukhari b) Muslim c) Abu Daud d) Turmudzi e) Ibnu
Majah f) An Nasa’i (kitab-kitab tersebut beredar dimana-mana dan dibaca oleh
kaum Muslimin sedunia). Syiah : Kitab-kitab Syiah ada empat : a) Al Kaafi b) Al
Istibshor c) Man Laa Yah Dhuruhu Al Faqih d) Att Tahdziib (Kitab-kitab tersebut
tidak beredar, sebab kebohongannya takut diketahui oleh pengikut-pengikut
Syiah). 10. Ahlussunnah : Al-Qur’an tetap orisinil Syiah : Al-Qur’an yang ada
sekarang ini menurut pengakuan ulama Syiah tidak orisinil. Sudah dirubah oleh
para sahabat (dikurangi dan ditambah). 11. Ahlussunnah : Surga diperuntukkan
bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul Nya. Neraka diperuntukkan
bagi orang-orang yang tidak taat kepada Allah dan Rasul Nya. Syiah : Surga
diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali, walaupun orang
tersebut tidak taat kepada Rasulullah. Neraka diperuntukkan bagi orang-orang
yang memusuhi Imam Ali, walaupun orang tersebut taat kepada Rasulullah. 12.
Ahlussunnah : Aqidah Raj’Ah tidak ada dalam ajaran Ahlussunnah. Raj’ah adalah
besok diakhir zaman sebelum kiamat, manusia akan hidup kembali. Dimana saat itu
Ahlul Bait akan balas dendam kepada musuh-musuhnya. Syiah : Raj’ah adalah salah
satu aqidah Syiah. Dimana diceritakan : bahwa nanti diakhir zaman, Imam Mahdi
akan keluar dari persembunyiannya. Kemudian dia pergi ke Madinah untuk
membangunkan Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain.
Setelah mereka semuanya bai’at kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu
Bakar, Umar, Aisyah. Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib, sampai
mati seterusnya diulang-ulang sampai ribuan kali. Sebagai balasan atas
perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Bait. Keterangan : Orang Syiah mempunyai
Imam Mahdi sendiri. Berlainan dengan Imam Mahdinya Ahlussunnah, yang akan
membawa keadilan dan kedamaian. 13. Ahlussunnah : Mut’ah (kawin kontrak), sama
dengan perbuatan zina dan hukumnya haram. Syiah : Mut’ah sangat dianjurkan dan
hukumnya halal. Halalnya Mut’ah ini dipakai oleh golongan Syiah untuk
mempengaruhi para pemuda agar masuk Syiah. Padahal haramnya Mut’ah juga berlaku
di zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib. 14. Ahlussunnah : Khamer/ arak tidak
suci. Syiah : Khamer/ arak suci. 15. Ahlussunnah : Air yang telah dipakai
istinja’ (cebok) dianggap tidak suci. Syiah : Air yang telah dipakai istinja’
(cebok) dianggap suci dan mensucikan. 16. Ahlussunnah : Diwaktu shalat
meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri hukumnya sunnah. Syiah : Diwaktu
shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri membatalkan shalat. (jadi
shalatnya bangsa Indonesia yang diajarkan Wali Songo oleh orang-orang Syiah
dihukum tidak sah/ batal, sebab meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri).
17. Ahlussunnah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat adalah
sunnah. Syiah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat dianggap
tidak sah/ batal shalatnya. (Jadi shalatnya Muslimin di seluruh dunia dianggap
tidak sah, karena mengucapkan Amin dalam shalatnya). 18. Ahlussunnah : Shalat
jama’ diperbolehkan bagi orang yang bepergian dan bagi orang yang mempunyai
udzur syar’i. Syiah : Shalat jama’ diperbolehkan walaupun tanpa alasan apapun.
19. Ahlussunnah : Shalat Dhuha disunnahkan. Syiah : Shalat Dhuha tidak
dibenarkan. (padahal semua Auliya’ dan salihin melakukan shalat Dhuha).
Demikian telah kami nukilkan perbedaan-perbedaan antara aqidah Ahlussunnah
Waljamaah dan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Sengaja kami
nukil sedikit saja, sebab apabila kami nukil seluruhnya, maka akan memenuhi
halaman-halaman buku ini. Harapan kami semoga pembaca dapat memahami
benar-benar perbedaan-perbedaan tersebut. Selanjutnya pembaca yang mengambil
keputusan (sikap). Masihkah mereka akan dipertahankan sebagai Muslimin dan
Mukminin ? (walaupun dengan Muslimin berbeda segalanya). Sebenarnya yang
terpenting dari keterangan-keterangan diatas adalah agar masyarakat memahami
benar-benar, bahwa perbedaan yang ada antara Ahlussunnah dengan Syiah Imamiyah
Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) itu, disamping dalam Furuu’ (cabang-cabang agama)
juga dalam Ushuul (pokok/ dasar agama). Apabila tokoh-tokoh Syiah sering
mengaburkan perbedaan-perbedaan tersebut, serta memberikan keterangan yang
tidak sebenarnya, maka hal tersebut dapat kita maklumi, sebab mereka itu sudah
memahami benar-benar, bahwa Muslimin Indonesia tidak akan terpengaruh atau
tertarik pada Syiah, terkecuali apabila disesatkan (ditipu). Oleh karena itu,
sebagian besar orang-orang yang masuk Syiah adalah orang-orang yang tersesat,
yang tertipu oleh bujuk rayu tokoh-tokoh Syiah. Akhirnya, setelah kami
menyampaikan perbedaan-perbedaan antara Ahlussunnah dengan Syiah, maka dalam
kesempatan ini kami menghimbau kepada Alim Ulama serta para tokoh masyarakat,
untuk selalu memberikan penerangan kepada umat Islam mengenai kesesatan ajaran
Syiah. Begitu pula untuk selalu menggalang persatuan sesama Ahlussunnah dalam
menghadapi rongrongan yang datangnya dari golongan Syiah. Serta lebih waspada
dalam memantau gerakan Syiah didaerahnya. Sehingga bahaya yang selalu mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa kita dapat teratasi. Selanjutnya kami mengharap
dari aparat pemerintahan untuk lebih peka dalam menangani masalah Syiah di
Indonesia. Sebab bagaimanapun, kita tidak menghendaki apa yang sudah mereka
lakukan, baik di dalam negri maupun di luar negri, terulang di negara kita.
Semoga Allah selalu melindungi kita dari penyesatan orang-orang Syiah dan
aqidahnya. Amin. Keterangan lebih lanjut tentang kesesatan syiah klik : http:/ban-syiah.blogspot.com/.......................MUDAH-MUDAHAN BERMANFAAT http://ban-syiah.blogspot.com/ Khoirus Sholeh syiah membius umat KEPADA IKHWAN-IKHWAN DAN
AKHWAT.............DAN SELURUH KAUMMUSLIMIN AHLUSSUNNAH WALJAMA'AH SEPATUTNYA
KITA PELAJARI LEBIH LANJUT DAN TELITI TENTANG KEBEJATAN DAN
KESESATAN-KESESATANNYA YANG TELAH DI PERBUAT OLEH ORANG ROFIDZOH......SYIAH
LAKNAT MEREKA DIDAKAM HATI KALIAN SEMU, DEMI MENJAGA KEUTUHAN BANGSA KITA,
SILAHKAN DI SHARE SAMPAIKAN PADA SANAK KELUARGA DAN TETANGGA-TETANGGA KITA YANG
BELUM TAU TENTANG APA ITU SYIAH................Apa perbedaan antara Ahlussunnah
Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah ? Banyak orang yang menyangka
bahwa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna
Asyariyah (Ja’fariyah) dianggap sekedar dalam masalah khilafiyah Furu’iyah,
seperti perbedaan antara NU dengan Muhammadiyah, antara Madzhab Safi’i dengan
Madzhab Maliki. Karenanya dengan adanya ribut-ribut masalah Sunni dengan Syiah,
mereka berpendapat agar perbedaan pendapat tersebut tidak perlu
dibesar-besarkan. Selanjutnya mereka berharap, apabila antara NU dengan Muhammadiyah
sekarang bisa diadakan pendekatan-pendekatan demi Ukhuwah Islamiyah, lalu
mengapa antara Syiah dan Sunni tidak dilakukan ? Oleh karena itu, disaat
Muslimin bangun melawan serangan Syiah, mereka menjadi penonton dan tidak ikut
berkiprah. Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain dikarenakan minimnya
pengetahuan mereka mengenai aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah).
Sehingga apa yang mereka sampaikan hanya terbatas pada apa yang mereka ketahui.
Semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada mereka, akan hakikat ajaran
Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Disamping kebiasaan berkomentar,
sebelum memahami persoalan yang sebenarnya. Sedangkan apa yang mereka kuasai,
hanya bersumber dari tokoh-tokoh Syiah yang sering berkata bahwa perbedaan
Sunni dengan Syiah seperti perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzahab
Syafi’i. Padahal perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafi’i, hanya
dalam masalah Furu’iyah saja. Sedang perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah
dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah), maka perbedaan-perbedaannya
disamping dalam Furuu’ juga dalam Ushuul. Rukun Iman mereka berbeda dengan
rukun Iman kita, rukun Islamnya juga berbeda, begitu pula kitab-kitab hadistnya
juga berbeda, bahkan sesuai pengakuan sebagian besar ulama-ulama Syiah, bahwa
Al-Qur’an mereka juga berbeda dengan Al-Qur’an kita (Ahlussunnah). Apabila ada
dari ulama mereka yang pura-pura (taqiyah) mengatakan bahwa Al-Qur’annya sama,
maka dalam menafsirkan ayat-ayatnya sangat berbeda dan berlainan. Sehingga
tepatlah apabila ulama-ulama Ahlussunnah Waljamaah mengatakan : Bahwa Syiah
Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) adalah satu agama tersendiri. Melihat
pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah ini kami nukilkan sebagian dari
perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dengan aqidah Syiah Imamiyah
Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). 1. Ahlussunnah : Rukun Islam kita ada 5 (lima) a)
Syahadatain b) As-Sholah c) As-Shoum d) Az-Zakah e) Al-Haj Syiah : Rukun Islam
Syiah juga ada 5 (lima) tapi berbeda: a) As-Sholah b) As-Shoum c) Az-Zakah d)
Al-Haj e) Al wilayah 2. Ahlussunnah : Rukun Iman ada 6 (enam) : a) Iman kepada
Allah b) Iman kepada Malaikat-malaikat Nya c) Iman kepada Kitab-kitab Nya d)
Iman kepada Rasul Nya e) Iman kepada Yaumil Akhir / hari kiamat f) Iman kepada
Qadar, baik-buruknya dari Allah. Syiah : Rukun Iman Syiah ada 5 (lima)* a)
At-Tauhid b) An Nubuwwah c) Al Imamah d) Al Adlu e) Al Ma’ad 3. Ahlussunnah :
Dua kalimat syahadat Syiah : Tiga kalimat syahadat, disamping Asyhadu an Laailaha
illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, masih ditambah dengan menyebut
dua belas imam-imam mereka. 4. Ahlussunnah : Percaya kepada imam-imam tidak
termasuk rukun iman. Adapun jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak terbatas. Selalu
timbul imam-imam, sampai hari kiamat. Karenanya membatasi imam-imam hanya dua
belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan. Syiah : Percaya kepada dua
belas imam-imam mereka, termasuk rukun iman. Karenanya orang-orang yang tidak
beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni), maka
menurut ajaran Syiah dianggap kafir dan akan masuk neraka. 5. Ahlussunnah :
Khulafaurrosyidin yang diakui (sah) adalah : a) Abu Bakar b) Umar c) Utsman d)
Ali Radhiallahu anhu Syiah : Ketiga Khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) tidak
diakui oleh Syiah. Karena dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi
Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai’at dan mengakui kekhalifahan mereka).
6. Ahlussunnah : Khalifah (Imam) adalah manusia biasa, yang tidak mempunyai
sifat Ma’shum. Berarti mereka dapat berbuat salah/ dosa/ lupa. Karena sifat
Ma’shum, hanya dimiliki oleh para Nabi. Syiah : Para imam yang jumlahnya dua
belas tersebut mempunyai sifat Ma’’hum, seperti para Nabi. 7. Ahlussunnah :
Dilarang mencaci-maki para sahabat. Syiah : Mencaci-maki para sahabat tidak
apa-apa bahkan Syiah berkeyakinan, bahwa para sahabat setelah Rasulullah SAW
wafat, mereka menjadi murtad dan tinggal beberapa orang saja. Alasannya karena
para sahabat membai’at Sayyidina Abu Bakar sebagai Khalifah. 8. Ahlussunnah :
Siti Aisyah istri Rasulullah sangat dihormati dan dicintai. Beliau adalah Ummul
Mu’minin. Syiah : Siti Aisyah dicaci-maki, difitnah, bahkan dikafirkan. 9.
Ahlussunnah : Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran dan rujukan Ahlussunnah
adalah Kutubussittah : a) Bukhari b) Muslim c) Abu Daud d) Turmudzi e) Ibnu
Majah f) An Nasa’i (kitab-kitab tersebut beredar dimana-mana dan dibaca oleh
kaum Muslimin sedunia). Syiah : Kitab-kitab Syiah ada empat : a) Al Kaafi b) Al
Istibshor c) Man Laa Yah Dhuruhu Al Faqih d) Att Tahdziib (Kitab-kitab tersebut
tidak beredar, sebab kebohongannya takut diketahui oleh pengikut-pengikut
Syiah). 10. Ahlussunnah : Al-Qur’an tetap orisinil Syiah : Al-Qur’an yang ada
sekarang ini menurut pengakuan ulama Syiah tidak orisinil. Sudah dirubah oleh
para sahabat (dikurangi dan ditambah). 11. Ahlussunnah : Surga diperuntukkan
bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul Nya. Neraka diperuntukkan
bagi orang-orang yang tidak taat kepada Allah dan Rasul Nya. Syiah : Surga diperuntukkan
bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali, walaupun orang tersebut tidak taat
kepada Rasulullah. Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang memusuhi Imam
Ali, walaupun orang tersebut taat kepada Rasulullah. 12. Ahlussunnah : Aqidah
Raj’Ah tidak ada dalam ajaran Ahlussunnah. Raj’ah adalah besok diakhir zaman
sebelum kiamat, manusia akan hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul Bait akan
balas dendam kepada musuh-musuhnya. Syiah : Raj’ah adalah salah satu aqidah
Syiah. Dimana diceritakan : bahwa nanti diakhir zaman, Imam Mahdi akan keluar
dari persembunyiannya. Kemudian dia pergi ke Madinah untuk membangunkan
Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain. Setelah mereka
semuanya bai’at kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar,
Aisyah. Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib, sampai mati
seterusnya diulang-ulang sampai ribuan kali. Sebagai balasan atas perbuatan
jahat mereka kepada Ahlul Bait. Keterangan : Orang Syiah mempunyai Imam Mahdi
sendiri. Berlainan dengan Imam Mahdinya Ahlussunnah, yang akan membawa keadilan
dan kedamaian. 13. Ahlussunnah : Mut’ah (kawin kontrak), sama dengan perbuatan
zina dan hukumnya haram. Syiah : Mut’ah sangat dianjurkan dan hukumnya halal.
Halalnya Mut’ah ini dipakai oleh golongan Syiah untuk mempengaruhi para pemuda
agar masuk Syiah. Padahal haramnya Mut’ah juga berlaku di zaman Khalifah Ali
bin Abi Thalib. 14. Ahlussunnah : Khamer/ arak tidak suci. Syiah : Khamer/ arak
suci. 15. Ahlussunnah : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap tidak
suci. Syiah : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap suci dan
mensucikan. 16. Ahlussunnah : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas
tangan kiri hukumnya sunnah. Syiah : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan
diatas tangan kiri membatalkan shalat. (jadi shalatnya bangsa Indonesia yang
diajarkan Wali Songo oleh orang-orang Syiah dihukum tidak sah/ batal, sebab
meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri). 17. Ahlussunnah : Mengucapkan Amin
diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat adalah sunnah. Syiah : Mengucapkan Amin
diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat dianggap tidak sah/ batal shalatnya.
(Jadi shalatnya Muslimin di seluruh dunia dianggap tidak sah, karena
mengucapkan Amin dalam shalatnya). 18. Ahlussunnah : Shalat jama’ diperbolehkan
bagi orang yang bepergian dan bagi orang yang mempunyai udzur syar’i. Syiah :
Shalat jama’ diperbolehkan walaupun tanpa alasan apapun. 19. Ahlussunnah :
Shalat Dhuha disunnahkan. Syiah : Shalat Dhuha tidak dibenarkan. (padahal semua
Auliya’ dan salihin melakukan shalat Dhuha). Demikian telah kami nukilkan
perbedaan-perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dan aqidah Syiah
Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Sengaja kami nukil sedikit saja, sebab
apabila kami nukil seluruhnya, maka akan memenuhi halaman-halaman buku ini.
Harapan kami semoga pembaca dapat memahami benar-benar perbedaan-perbedaan
tersebut. Selanjutnya pembaca yang mengambil keputusan (sikap). Masihkah mereka
akan dipertahankan sebagai Muslimin dan Mukminin ? (walaupun dengan Muslimin
berbeda segalanya). Sebenarnya yang terpenting dari keterangan-keterangan
diatas adalah agar masyarakat memahami benar-benar, bahwa perbedaan yang ada
antara Ahlussunnah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) itu,
disamping dalam Furuu’ (cabang-cabang agama) juga dalam Ushuul (pokok/ dasar
agama). Apabila tokoh-tokoh Syiah sering mengaburkan perbedaan-perbedaan
tersebut, serta memberikan keterangan yang tidak sebenarnya, maka hal tersebut
dapat kita maklumi, sebab mereka itu sudah memahami benar-benar, bahwa Muslimin
Indonesia tidak akan terpengaruh atau tertarik pada Syiah, terkecuali apabila
disesatkan (ditipu). Oleh karena itu, sebagian besar orang-orang yang masuk
Syiah adalah orang-orang yang tersesat, yang tertipu oleh bujuk rayu
tokoh-tokoh Syiah. Akhirnya, setelah kami menyampaikan perbedaan-perbedaan
antara Ahlussunnah dengan Syiah, maka dalam kesempatan ini kami menghimbau
kepada Alim Ulama serta para tokoh masyarakat, untuk selalu memberikan
penerangan kepada umat Islam mengenai kesesatan ajaran Syiah. Begitu pula untuk
selalu menggalang persatuan sesama Ahlussunnah dalam menghadapi rongrongan yang
datangnya dari golongan Syiah. Serta lebih waspada dalam memantau gerakan Syiah
didaerahnya. Sehingga bahaya yang selalu mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa kita dapat teratasi. Selanjutnya kami mengharap dari aparat pemerintahan
untuk lebih peka dalam menangani masalah Syiah di Indonesia. Sebab
bagaimanapun, kita tidak menghendaki apa yang sudah mereka lakukan, baik di
dalam negri maupun di luar negri, terulang di negara kita. Semoga Allah selalu
melindungi kita dari penyesatan orang-orang Syiah dan aqidahnya. Amin.
Wallahu a'lam bishowab,,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar